1. Berikan makna individu, keluarga dan masyrakat.
2. apa yang di maksud dngan masyarakat industri dan
masyrakat non industri
3. apa yang di maksud dengan masyrakat majemuk
4. mengapa masyrakat desa cenderung melakukan
urbanisasi.
1. Makna individu, keluarga dan masyrakat
a. Individu
“Individu” berasal dari kata latin. “Individuum”
artinya “yang tak terbagi”. Jadi, merupakan suatu sebutan yang dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu adalah
seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan
sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku
spesifik dirinya.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia
yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam
dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa,
rasio, dan rukun.
b. Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga
terdapat dua atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing dan menciptakan
serta mempertahankan suatu kebudayaan.
c. Masyrakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society)
adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar
dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok
manusia dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran,
perasaan, serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut,
manusia kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara
utamanya dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada:
masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan
masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat peradaban.
Sebagian pakar menganggap masyarakat industridan pasca-industri sebagai
kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur
politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat
band, suku, chiefdom, dan masyarakatnegara.
Kata society berasal dari bahasa latin, societas,
yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas diturunkan dari
kata socius yang berarti teman, sehingga arti society berhubungan erat dengan
kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung makna bahwa setiap
anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama dalam mencapai tujuan
bersama.
2. Masyrakat industri dan masyrakat non industri
a. Masyrakat Industri
Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja
sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf
perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf
klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang
berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 :
190).
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda
bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal
pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok
masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang
secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang
bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat
bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin
berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama.
Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul
kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan
memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada
batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.
b. Masyrakat non industri
Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok
nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi
dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder
(secondary group).
(a) Kelompok primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota
terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota
kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat,
lebih akrab.
dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan
dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada
kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik
beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar
rasasimpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain
:keluarga, rukun tetangga, kelompok belajar,kelompok agama, dan lain
sebagainya.
(b) Kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling
hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen
yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok
di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian
tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi.
Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang
telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati.
Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari
pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal
(formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok
tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok
tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh
Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku
pada kelompok resmi.
Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai
pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu
sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi
hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi
(W.A. Gerungan, 1980 : 91).
Contoh : Semua kelompok sosial,
perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang
memiliki anggota kelompok tidak resmi.
3. Masyarakat majemuk
Dr. Nasikun mengemukakan masyarakat majemuk adalah
suatu masyarakat dalam mana sistem nilai yang dianut oleh berbagai kesatuan
sosial yang menjadi bagian-bagiannya adalah sedemikian rupa sehingga para
anggota masyarakat kurang memiliki loyalitas terhadap masyarakat sebagai suatu
keseluruhan, kurang memiliki homogenitas atau bahkan kurang memiliki
dasar-dasar untuk memahami satu sama lain
Furnival mengemukakan bahwa masyarakat majemuk
merupakan masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih komunitas (kelompok) yang
secara kultural dan ekonomi terpisah –pisah serta memiliki struktur kelembagaan
yang berbeda-beda satu sama lainnya.
4. Alasan masyrakat desa cenderung melakukan
urbanisasi
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk
sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar
interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.
Jika dikelompokkan berdasarkan tempat tinggalnya masyarakat dapat dibagi
menjadi 2 yaitu masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
·
Masyarakat kota adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di
daerah yang mungkin bisa dikatakan lebih maju dan lebih modern dan mudah untuk mendapatkan
suatu hal yang dicita-citakan. Karena masyarakat kota memiliki tingkat
kegengsian yang sangat tinggi sehingga sulit untuk menemukan rasa solidaritas
yang tinggi maka dari itu masyarakat kota lebih cenderung individualis, serta
tingkat pemikiran, pergaulan dan pekerjaan yang hampir dapat dipastikan berbeda
dengan masyarakat di desa.
·
Masyarakat desa adalah sekumpulan orang yang hidup dan bersosialisasi di
daerah yang memiliki keadaan yang sangat berbeda dengan masyarakat kota.
Karena desa adalah kebalikan dari kota,
tingkat solidaritas yang masih sangat tinggi, serta tingkat kegengsian yang
sedikit, serta tingkat kekeluargaan yang masih ada, pergaulan, pemikiran, serta
pekerjaan yang berbeda dengan kota. Jika dibandingkan antara perkotaan dan
pedesaan di tinjau dari segi pembangunan serta fasilitas-fasilitas umum jelas
sekali terdapat perbedaan. Diperkotaan fasilitas seperti sekolah, rumah sakit,
lokasi hiburan sangat banyak dan mudah di temui, sedangakan di pedesaan
fasilitas-fasilitas tersebut sangat terbatas. Ketimpangan inilah yang menjadi
penyebab tingginya tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota alias
urbanisasi menunjukan adanya ketimpangan pembangunan yang telah terjadi di
Indonesia. Hampir setiap tahunnya Indonesia selalu dihadapkan dengan
permasalahan kebiasaan mudik. Hal ini menunjukan banyak masyarakat dari desa
yang meninggalkan tempat asalnya menuju kota-besar. Bahkan, menurut catatan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemenakertrans), ada sekitar satu
juta orang. Fenomena ini dinamakan sebagai dampak perkembangan megacities
Tidak ada komentar:
Posting Komentar