Jakarta, CNN Indonesia
--
Peristiwa kekerasan yang terjadi di Kabupaten
Tolikara hanyalah satu dari sekian banyak kasus kekerasan dan
diskriminasi yang mengendap di Papua. Tidak hanya Tolikara, selama ini
kasus kekerasan yang seringkali berpangkal pada persoalan diskriminasi
di Papua tidak pernah terselesaikan dengan tuntas. Kasus-kasus yang ada
dibiarkan menguap bahkan sepi dari pemberitaan media.
"Kasus
Tolikara hanya satu bagian dari sejumlah kekerasan yang terjadi di
Papua. Pemerintah perlu segera memberikan penanganan yang komprehensif
berbasis perlindungan dan pemenuhan hak konstitusi di Papua," kata Ketua
Komnas Perempuan, Azriana, melalui siaran pers yang dikirimkan Komnas
Perempuan kepada CNN Indonesia, Kamis (23/7).
Pada 17 Juli lalu, sebuah insiden kekerasan terjadi di Tolikara. Umat
muslim yang hendak melakukan solat Idul Fitri didatangi sejumlah orang
yang meminta agar kegiatan ibadah itu dihentikan menyusul terbitnya dari
Dewan Pekerja Wilayah Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Tolikara,
Papua.
GIDI meminta agar umat islam untuk tidak mengerahkan dan
mengundang massa dalam jumlah besar karena pada 13 hingga 19 Juli 2015
GIDI memiliki agenda seminar wilayah tersebut.
Kekerasan di Tolikara mengakibatkan terbakarnya sebuah mesjid, sejumlah
pertokoan dan rumah. Seorang anak meninggal akibat penembakan dan
sebelas orang mengalami luka-luka. Menurut catatan Komnas Perempuan,
kekerasan di Tolikara bukan baru kali ini terjadi.
Tanggapan :
Kita
sesama muslim merupakan saudara. Maka dari itu, perbaikilah hubungan di
antara kita semua Janganlah saling merendahkan/mengejek/mengolokolok
terhadap sesama muslim Selalu berprasangka baik terhadap sesama muslim
Jangan memanggil nama teman dengan panggilan yang tidak disukai oleh
teman Jangan membuka aib orang Jangan saling menggunjing Jangan saling
mencari kejelekan-kejelekan orang lain Jangan mencela dirimu sendiri
maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana orang-orang mukmin
seperti satu tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar